Bahasa arab, sebagai salah satu bahasa yang begitu kompleks susunannya,
telah menjadi bahasa resmi dalam kitab umat Islam, yaitu Al quran. Bahasa yang
amat fundamental di kawasan timur tengah ini menjadi sorotan banyak umat di
dunia. Siapa saja yang beragama islam, tidak akan lepas dengan bahasa yang
indah ini. Walaupun hanya sekedar membaca atau mengucapkan, bahasa arab akan
selalu melekat pada seluruh umat manusia, khususnya Islam.
Di Indonesia sendiri, bahasa arab mendapat perhatian yang cukup segan
selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sebagai salah satu negara dengan
mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama islam, bahasa arab mendapat ruang
yang cukup luas untuk berkembang di negeri ini.
Banyak institusi pendidikan yang berbasis islam membawa bahasa arab
menjadi panutan dalam mempelajari kajian ilmu-ilmu islam secara khusus. Karena
banyaknya literatur tentang keilmuan islam masih tertulis dengan tulisan arab, menjadikan
bahasa ini menjadi salah satu bidang penting dan pokok untuk dipelajari. Oleh
karena itu, banyak sekali orang Indonesia yang tertarik untuk mempelajari
bahasa timur-tengah ini.
Peluang penghidupan
Tidak menutup kemungkinan suatu keahlian dalam bahasa arab juga menjadi
peluang yang lebih dalam prospek persaingan pekerjaan. Mencari penghidupan
dengan bekal keahlian ini menjadi satu hal yang tidak bisa dielakkan ketika tak
lagi mampu dalam bidang lain. Menjadi seorang guru, ustadz, dosen, penerjemah,
maupun yang lainnnya itu yang berhubungan dengan bahasa arab dan dapat
diandalkan dalam kontribusi kemanfaatan sosial dan masyarakat, tidak menutup
kemungkinan untuk bisa menjadi penghasilan yang halal dan bersih.
Namun, dalam pandangan masyarakat kini, suatu keahlian tertentu dalam
bidang bahasa dan kesusastraan menjadi momok yang amat kecil dalam prospek
kerja. Memang, institusi atau pun perusahaan yang menawarkan perekrutan posisi pekerjaan
dan karyawan masih amat sedikit jika hanya dengan mengandalkan jasa bahasa—baik
bahasa lokal maupun asing, terlebih lagi bahasa arab.
Kaitannya dengan hal tersebut, rasanya tidak akan nyaman apabila
mempelajari suatu ilmu khususnya bahasa arab, tetapi merasa dirinya tidak akan
banyak ditolong oleh apa yang ia pelajari. Apa yang dipikirkan hanyalah hasil,
bukan ilmu atau pun usahanya itu. Pandangan seperti ini tidaklah sepatutnya ada
dalam diri manusia sebagai makhluk yang lemah dan bodoh. Hal ini tidak akan
sebanding dengan keberhasilan maupun pembelajaran yang dihasilkan.
Pada umumnya, para penuntut maupun pengemban bahasa arab itu akan sangat
berdaya secara efektif apabila berada di negara-negara arab khususnya. Akan
tetapi, menjadi pengusaha atau pun pekerja yang baik di negara asing itu,
tentunya tidak akan selamanya nyaman. Namun, apakah hanya demikian yang
diharapkan ? Tentunya bukan.
Belajar bahasa arab bukanlah suatu penentu atau pun jaminan kesuksesan
seseorang di masa depannya kelak, melainkan ia adalah salah satu sarana untuk berinteraksi
dalam hidup sosial manusia di dunia. Bahasa ini secara murni tidak hanya dikaji
dalam interaksi manusia saja, tetapi juga menjadi media pemahaman susnunan kata
dan makna dalam kaitannya bidang ilmu lain yang berkaitan dengan apa yang
dipelajarinya.
Tidak sedikit yang meremehkan ketika terjun dalam kajian bahasa yang
indah ini. Hanyalah anggapan saja dalam benak pikiran mereka bahwa para
penuntut bahasa itu biasanya dikarenakan kelemahan kemampuannya ataupun tidak
mempunyai pilihan lain yang sesuai.
Paradigma dalam perguruan tinggi
Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi setelah
SMA/SMK/MA pun turut memberikan ruang dalam pembelajaran bahasa arab. Berbagai
fasilitas dan pendukung lainnya disediakan untuk mencetak lulusan yang terbaik.
Mereka dipersiapkan untuk menjadi seorang ahli ilmu yang berdedikasi tinggi.
Sistem perkuliahan memang telah mengangkat derjat sosial seseorang di
mata masyarakat. Tidak cukup puas dengan masuk kuliah saja, pemilihan jurusan
pun menjadi sangat berpengaruh ketika dibandingkan dengan jurusan yang lain dan
terkesan menjadi pembeda dalam status sosial. Pertanyaannya, bagaimanakah
posisi jurusan sastra arab? Tidak akan ada parameter pasti mengenai ini.
Pemahaman dan paradigma masyarakat seakan berperan cukup kuat dalam diri
seseorang. Hal ini mengharuskan setiap manusia mempunyai prinsip yang kuat
dalam mencapai kesuksesannya. Itulah jawbannya, prinsip dan tekad yang kuat. Sandarkan pada ketulusan
hati dan terus perbaiki diri.
Semua
kesuksesan bukan ditentukan oleh apa yang kita kerjakan, tetapi bagaimana kita
mengerjakannya. So, tetaplah pada
jalan yang dilalui. Yakinlah pada diri sendiri dan jangan lupa untuk selalu
mengharap pertolongan-Nya.
Semangat!!
No comments:
Post a Comment