Monday 20 January 2014

Paradigma Bahasa Arab di Indonesia


Bahasa arab, sebagai salah satu bahasa yang begitu kompleks susunannya, telah menjadi bahasa resmi dalam kitab umat Islam, yaitu Al quran. Bahasa yang amat fundamental di kawasan timur tengah ini menjadi sorotan banyak umat di dunia. Siapa saja yang beragama islam, tidak akan lepas dengan bahasa yang indah ini. Walaupun hanya sekedar membaca atau mengucapkan, bahasa arab akan selalu melekat pada seluruh umat manusia, khususnya Islam.
Di Indonesia sendiri, bahasa arab mendapat perhatian yang cukup segan selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama islam, bahasa arab mendapat ruang yang cukup luas untuk berkembang di negeri ini.
Banyak institusi pendidikan yang berbasis islam membawa bahasa arab menjadi panutan dalam mempelajari kajian ilmu-ilmu islam secara khusus. Karena banyaknya literatur tentang keilmuan islam masih tertulis dengan tulisan arab, menjadikan bahasa ini menjadi salah satu bidang penting dan pokok untuk dipelajari. Oleh karena itu, banyak sekali orang Indonesia yang tertarik untuk mempelajari bahasa timur-tengah ini.
Peluang penghidupan
Tidak menutup kemungkinan suatu keahlian dalam bahasa arab juga menjadi peluang yang lebih dalam prospek persaingan pekerjaan. Mencari penghidupan dengan bekal keahlian ini menjadi satu hal yang tidak bisa dielakkan ketika tak lagi mampu dalam bidang lain. Menjadi seorang guru, ustadz, dosen, penerjemah, maupun yang lainnnya itu yang berhubungan dengan bahasa arab dan dapat diandalkan dalam kontribusi kemanfaatan sosial dan masyarakat, tidak menutup kemungkinan untuk bisa menjadi penghasilan yang halal dan bersih.
Namun, dalam pandangan masyarakat kini, suatu keahlian tertentu dalam bidang bahasa dan kesusastraan menjadi momok yang amat kecil dalam prospek kerja. Memang, institusi atau pun perusahaan yang menawarkan perekrutan posisi pekerjaan dan karyawan masih amat sedikit jika hanya dengan mengandalkan jasa bahasa—baik bahasa lokal maupun asing, terlebih lagi bahasa arab.
Kaitannya dengan hal tersebut, rasanya tidak akan nyaman apabila mempelajari suatu ilmu khususnya bahasa arab, tetapi merasa dirinya tidak akan banyak ditolong oleh apa yang ia pelajari. Apa yang dipikirkan hanyalah hasil, bukan ilmu atau pun usahanya itu. Pandangan seperti ini tidaklah sepatutnya ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang lemah dan bodoh. Hal ini tidak akan sebanding dengan keberhasilan maupun pembelajaran yang dihasilkan.
Pada umumnya, para penuntut maupun pengemban bahasa arab itu akan sangat berdaya secara efektif apabila berada di negara-negara arab khususnya. Akan tetapi, menjadi pengusaha atau pun pekerja yang baik di negara asing itu, tentunya tidak akan selamanya nyaman. Namun, apakah hanya demikian yang diharapkan ? Tentunya bukan.
Belajar bahasa arab bukanlah suatu penentu atau pun jaminan kesuksesan seseorang di masa depannya kelak, melainkan ia adalah salah satu sarana untuk berinteraksi dalam hidup sosial manusia di dunia. Bahasa ini secara murni tidak hanya dikaji dalam interaksi manusia saja, tetapi juga menjadi media pemahaman susnunan kata dan makna dalam kaitannya bidang ilmu lain yang berkaitan dengan apa yang dipelajarinya.
Tidak sedikit yang meremehkan ketika terjun dalam kajian bahasa yang indah ini. Hanyalah anggapan saja dalam benak pikiran mereka bahwa para penuntut bahasa itu biasanya dikarenakan kelemahan kemampuannya ataupun tidak mempunyai pilihan lain yang sesuai.
Paradigma dalam perguruan tinggi
Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi setelah SMA/SMK/MA pun turut memberikan ruang dalam pembelajaran bahasa arab. Berbagai fasilitas dan pendukung lainnya disediakan untuk mencetak lulusan yang terbaik. Mereka dipersiapkan untuk menjadi seorang ahli ilmu yang berdedikasi tinggi.
Sistem perkuliahan memang telah mengangkat derjat sosial seseorang di mata masyarakat. Tidak cukup puas dengan masuk kuliah saja, pemilihan jurusan pun menjadi sangat berpengaruh ketika dibandingkan dengan jurusan yang lain dan terkesan menjadi pembeda dalam status sosial. Pertanyaannya, bagaimanakah posisi jurusan sastra arab? Tidak akan ada parameter pasti mengenai ini.
Pemahaman dan paradigma masyarakat seakan berperan cukup kuat dalam diri seseorang. Hal ini mengharuskan setiap manusia mempunyai prinsip yang kuat dalam mencapai kesuksesannya. Itulah jawbannya, prinsip dan tekad yang kuat. Sandarkan pada ketulusan hati dan terus perbaiki diri.
Semua kesuksesan bukan ditentukan oleh apa yang kita kerjakan, tetapi bagaimana kita mengerjakannya. So, tetaplah pada jalan yang dilalui. Yakinlah pada diri sendiri dan jangan lupa untuk selalu mengharap pertolongan-Nya.
Semangat!!

No comments:

Post a Comment