Friday 10 October 2014

PENDIDIKAN YANG KURANG MENDIDIK


“Kehidupan yang tidak dipahami
karena tidak dipelajari
tidak bernilai untuk dilalui.”
(Winarmo Surakhmad, Pendidikan Nasional: Strategi dan Tragedi)

Saturday 25 January 2014

Kejujuranku seharga sepuluh ribu




Manusia dan uang merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Satu sisi manusia akan selalu membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya yang begitu banyak dan tidak terbatas. Sisi lain uang tidak akan lepas dari penggunanya yang tak lain adalah manusia itu sendiri sebagai subjek dan pengatur uang mereka. Namun, sering kali manusia serakah. Kebutuhan manusia yang begitu banyak dan tidak terbatas membuat mereka gila akan uang. Akan tetapi, adakah diantara mereka yang masih memegang teguh kejujuran dalam memenuhi kebutuhan mereka dengan uang?
Salah satu kebutuhan manusia yang umum sekali adalah kebutuhan akan transportasi. Semua orang membutuhkan media transportasi untuk menuju tempat lain yang mereka inginkan. Media transportasi merupakan suatu hal yang penting dalam unsur kehidupan manusia. Kaki pun yang digunakan manusia untuk berjalan bisa dikatakan sebagai alat transportasi manusia untuk berindah dari satu tempat ke tempat lain. Hanya saja, ketika mereka tak mampu memenuhi kebutuhan transportasi mereka dengan kaki, umumnya mereka akan mencari media lain, seperti sepeda, mobil, kereta, kapal, pesawat terbang, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya akan transportasi. Akan tetapi, akankah manusia tetap membawa kejujurannya dalam memenuhi kebutuhannya akan transportasi?
Media transportasi kereta api lokal Pramek Jurusan Solo—Kutoarjo menjadi sorotan publik ketika ia telah mengoperasikan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang hendak bepergian ke kota-kota sekitar Solo, Jogja, dan Purworejo. Kereta berangkat dari stasiun Solo Balapan dan berakhir di Stasiun Kutoarjo dan begitu juga sebaliknya. Harga tiket Solo—Jogja sepuluh ribu dan dua puluh ribu jika sampai Kutoarjo.
Akan tetapi, sangat miris jika ada pihak yang mengorbankan kejujurannya pada jasa yang mengantarkan dirinya hingga sampai di tempat tujuan. Teman saya, hendak pergi ke Kutoarjo, berangkat dari stasiun Solo. Seharusnya membayar 20 ribu untuk sekali perjalanan ke Stasiun Kutoarjo. Sayangnya, dia hanya membeli tiket jogja—harga 10 ribu. Apa yang terjadi ? Na’as…hehe dia diturunkan di Wates karena ketahuan oleh petugas pemeriksa tiket. Awal motifnya itu karena kebanyakan petugas tidak memeriksa tiket secara cermat setelah lalu dari Jogja seperti pada perjalanan-perjalanan sebelumnya. Alhasil, pemeriksaan tiket menjadi diperketat.
Banyak orang yang meremehkan tentang kejujuran ini. Akan tetapi, siapa yang peduli dengan masalah ini? Hanya orang tertentu saja yang mau memperhatikan masalah kecil seperti ini. Karena hati itu butuh keyakinan, bukanlah keraguan. Kejujuran itu merupakan salah satu penguat keyakinan hati. Bisa dibayangkan dari teman saya tadi, sebelum sampai di Jogja, ibarat jual beli, dia masih dalam kategori sah dan halal. Akan tetapi, setelah nya sudah tidak lagi. Bayar separo, dapat separo, kan gitu. Nah, inilah yang membuat hati menjadi ragu dan tidak ada keyakinan yang kuat, pasti, dan benar.
Semoga menjadi kenangan dari pelajaran ini. So, keep your honesty all time where you are… See You again,, by: Mustaqim